Fight For Friendship(FFF)
“Perjuangan Untuk Persahabatan”
Oleh:Adelia Ramadhanti
Nama ku Clara.Aku berumur 14 tahun.Aku
anak satu-satunya atau bisa disebut anak tunggal.Aku terlahir di keluarga yang
berkecukupan.Aku juga mempunyai segudang prestasi.Aku bersekolah di sekolah
favorit di Jakatra.Tapi aku berbeda dari yang lain.Aku mempunyai kekurangan
fisik sehingga itulah yang membuatku jadi bahan ejekan.Aku bingung sama
mereka,menurutku aku tidak seperti yang mereka fikirkan terhadapku.Aku sudah
membuktikan kepada mereka melalui segudang prestasi yang telah ku capai ini.
Hal yang membuatku berbeda dari
yang lain adalah karena aku mengidap sebuah penyakit yang membuatku terlihat
seperti orang yang idiot.Aku sadar bahwa aku tidak se-sempurna mereka.Ranti,dia
adalah sahabatku satu-satunya disana.Dia bisa menerimaku apa adanya tidak
seperti yang lain.Kalau dilihat dari fisik memang kami berbeda jauh,tapi kalau
prestasi kami malah berlomba-lomba untuk mendapatkannya.Hari ini aku dan ranti
pergi ke sekolah bersama.Aku menjemput ranti menggunakan mobil yang dikendarai
oleh Mas Tejo,supir pribadiku.Aku trauma berangkat ke sekolah atau kemana pun
tanpa menggunakan mobil.Hal itu dikarenakan waktu aku dan ranti berkeliling di taman.Pada
saat itu ada geng Andi.Ia seperti penguasa di sekolah.Disana ia mengejekku
dihadapan banyak orang.Aku hanya bisa terpuruk dan sedih mendengar ejekannya
itu.
Sesampainya di sekolah aku dan
ranti langsung menuju ke kelas.Aku selalu pengen nangis saat masuk ke kelas
karena mereka selalu mengejekku.Tapi aku selalu ingat nasihat almarhumah ibuku
yaitu dalam keadaan apa pun,dimana pun kita harus tetap tersenyum.Ibu ku
telah tiada pada saat aku berumur 7
tahun.Ia meninggal karena terkena penyakit jantung.Pada saat istirahat sekolah
hari ini,aku tak tahu mau ke kantin yang mana karena selalu saja ada mereka
yang sangat senang mengejekku.Ada yang bilang kenapa aku bersekolah disini
bukan di sekolah luar biasa.Mendengar pertanyaan itu aku sangat sedih tapi
selalu ada ranti yang mendukungku.Aku tak tahu jikalau tidak ada ranti saat
ini.Apakah aku akan kuat menghadapi semua ini?Apakah aku akan selalu bisa
tersenyum pada saat orang lain mengejekku?.Aku ingin sekali melawan mereka,tapi
apa daya ku.Setiap aku melihat sosok seorang anak bersama ibunya aku teringat
pada almarhumah ibu ku.Aku ingiinn….sekali dipeluk oleh sosok seorang ibu,aku
ingin sekali merasakan belaian tangan dari seorang ibu seperti dulu.
Setelah proses belajar mengajar
hari ini selesai aku pun pulang ke rumah.Rencananya ayah hari ini ingin
mengajakku ke Mall.Aku pun senang sekali.Akhirnya ayah punya waktu luang
bersamaku.Kami pun berjalan-jalan di mall.Tapi….aku kira ejekan kepada ku itu
hanya di sekolah saja ternyata,banyak orang yang menatapku dengan sinis.Aku tak
tau maksud dari tatapan mereka itu.Apa kah tatapan itu berarti ejekan atau
karena mereka kasihan terhadap keadaanku ini.Aku pun mengajak ayah untuk segera
pulang.Waktu pun tak terasa hampir senja.Aku pun bergegas mengambil air wudhu.Setelah
shalat maghrib aku pun tak kan pernah lupa untuk mendoakan kedua orang tua ku
meskipun ibu tak ada di dunia ini lagi.Tapi aku selalu yakin bahwa ibu sedang
memperhatikan aku dari atas sana.Setiap aku berdo’a aku selalu memohon kepada Allah
untuk memberikan aku kekuatan dan ketegaran untuk menghadapi semua cobaan yang
kuhadapi ini.Aku yakin bahwa masih banyak diluar sana yang lebih berat
cobaannya dibandingkan aku.
Hari ini hari minggu,ranti selalu
bermain bersama di rumah ku.Entah apa yang membuat ranti betah berteman dengan
ku tidak seperti yang lain.Aku sudah pernah menanyakan hal tersebut kepadanya
tapi ia mencoba mengalihkan perhatian.Entah apa yang kami akan mainkan hari
ini.Tapi ayah mengajakku untuk ke makan almarhumah ibu.Jadi aku pun mengajak
ranti ke makam ibuku.Aku ingin memperkenalkannya kepada ibu.Sesampainya dimakam
aku pun berbicara kepada ibu seolah-olah ia ada di situ.Mulai dari aku
menanyakan keadaan ibu disana sampai memperkenalkan ranti.Ranti sangat
memaklumi tingkah ku ini karena ia tahu bahwa aku sangat rindu dan kangen pada
sosok seorang ibu.Setelah dari makam kami pun pulang ke rumah ku.Kami pun
bermain bersama.Tak terasa kami telah bermain sampai jam 16.30 WIB.Aku sangat
senang punya teman seperti ranti.
Hari ini hari senin,seperti biasa
selalu ada yang namanya upacara bendera.Tapi ada yang aneh dengan ranti,hari
ini ia terlihat pucat sekali.Aku pun menanyakan apakah dia sanggup untuk
mengikuti upacara ini.Dia pun hanya mengangguk kepadaku.Waktu menghormat
bendera ranti pun pingsan dan ada darah yang keluar dari hidungnya.Aku yang
berada di sebelahnya jelas langsung panik.Dan beberapa orang guru pun
mengangkatnya menuju ke mobil untuk dirujuk ke
rumah sakit.Setelah pulang sekolah aku dan Mas Tejo pergi membeli buah
untuk ranti.Setelah itu aku pun pergi ke rumah sakit.Aku pun meliahat ranti
yang sudah mulai sadar.Aku pun menanyakan kepadanya kenapa dia bisa tiba-tiba
pingsan dan mengeluarkan darah dari hidungnya.Tapi ia tak mau menjawab
pertanyaanku.Setelah kejadian itu aku sering sekali melihat ia sering pusig dan
mengeluarkan darah dari hidungnya.Aku selalu berdoa kepada Allah SWT untuk
memperpanjang umur kami khususnya ranti.Aku telah menganggapnya seperti
saudaraku.Hari-hari kami lewati bersama.Aku sangat bersyukur kepada Allah SWT
telah memberikan seorang teman yang sungguh-sungguh tulus untuk berteman.
Pada suatu hari aku menyebrang
jalan bersama ranti untuk membeli 1 buah es krim.Tiba-tiba sebuah sepeda motor
dari arah berlawanan mengarah kepadaku.Akupun panik dan hanya bisa berteriak.Setelah
kejadian itu aku mengalami koma selama 3 jam.Pada saat koma aku bermimpi
bertemu ibu.Ibu ada di tempat yang sangat luas bersih,harum dan sangat nyaman
untuk dihuni.Ibu menggunakan baju berwarna putih.Aku yakin bahwa ibu ada di
surga.Aku senang sekali meskipun di dalam mimpi aku senang aku bisa bertemu
dengan ibu.Ibu selalu mengingatkan ku untuk selalu tersenyum.Ibu selalu
menyuruhku untuk melaksanakan perintah dari Allah SWT supaya nanti aku bisa
bahagia bersama ibu di surganya Allah SWT.Setelah mimpi indah itu aku
punterbangun.Aku melihat sekeliling ku.Ada ayah,ranti,mas tejo dan bi
sumi.Semuanya rela mnjaga dan menemaniku.Aku selalu bersyukur karena masih ada
orang yang sayang sama aku.Aku pun hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT melewati dalam hari.setelah kurang lebih 1 minggu aku rawat inap di rumah
sakit aku pun di perbolehkan untuk pulang.
Hari ini hari pertama aku masuk
sekolah setelah keluar dari rumah sakit.Aku malah semakin diejek oleh teman
sekolah.Aku penggeenn…banget sempurna seperti mereka tapi aku tahu mereka pasti
gak seberuntung aku soalnya aku masih punya orang yang sayang sama aku.Aku pun
nggak perduli dengan omongan mereka terhadapku.Tapi,,,makin hari aku melihat
ranti semakin lemah.Aku takut akan kehilangan dia.Aku berharap semoga Allah SWT
tidak akan cepat memanggilnya.Sore ini aku memberanikan diri untuk bersepeda
keliling komplek perumahanku bersama ranti.Pada sore itu,ranti mau
memperkenalkan aku pada temannya yaitu Rahman.Mereka sangat akrab.Rahman juga
baik sama aku.Dia gak peduli sama kekuranganku.Menurutnya semua manusia di muka
bumi ini gak ada yang sempurna.Selama kami berkeliling taman,aku tidak melihat
adanya tatapan aneh dan omongan yang menyakitkan.Malam harinya ayah berencana
untuk mengajak aku dan ranti membakar jagung di halaman belakang rumah.Ranti
pun mau makan bersama ayah dan aku.Kami pun membakar jagung bersama,bercanda
dan tertawa bersama serta kami juga bernyanyi bersama dan aku yang bermain
gitar.Bermain gitar adalah salah satu hobiku.Waktu aku kecil ibu sudah mulai
mengajariku.Kata ibu aku suka sekali memegang gitar ibu.Meskipun aku tidak
begitu paham apa yang dijelaskan ibu kepada ku aku tetap terus berusaha mencoba
untuk memainkannya.Tapi setelah ibu telah tiada aku sedih.Dan tak sengaja pada
saat aku berusia 11 tahun,aku menemukan catatan kunci-kunci untuk memainkan
gitar.Catatan itu milik ibu.Aku senang meskipun ibu gak ada di sini tapi aku
masih bisa belajar bermain gitar melalui catatan ibu.
Hari ini hari Kamis,aku dan ranti
berencana untuk belajar bersama setelah pulang sekolah.Pelajaran pertama hari
ini adalah Kimia.Pelajaran yang paling ku suka.Tapi hari ini ibu menyuruh kami
untuk mengerjakan sebuah tugas kelompok.Kelompok-kelompok itu pun dipilih
secara acak.Aku pun satu kelompok dengan Farah,Anggi dan Riska.Menurutku farah
itu orangnya judes dan gayanya tinggi banget,kalo anggi oranya agak tertutup
tapi kalau dia lagi marah serem lohh… satu lagi kalau riska orangnya gak peduli
sama yang namanya pelajaran mau nilainya kosong atau nggak dia gak peduli yang
nomor 1 menurutnya adalah fashion.Jadi aku agak bingung untuk membagi-bagi
tugas untuk mengerjakan tugas yang diberikan.Jadi aku putuskan biarlah aku saja
yang berkorban untuk mengerjakan semuanya sendiri.Aku pun melihat ke arah ranti
dan ternyata dia pucat lagi dan keluar darah dari hidungnya aku pun berteriak
sambil terbata-bata karena aku seperti orang idiot.Dan tak berapa lama kemudian
ranti pingsan.Kami yang didalam kelas pun panik.Dan ranti pun dibawa ke rumah
sakit.Aku sedih melihat ranti merasakan penderitaan seperti itu.Kenapa bukan
aku saja ya Allah…kenaapa harus ranti yang merasakan penderitaan seperti
ini,mengapa harus orang yang aku sayang terkena penderitaan ini tanyaku dalam
hati.Sepulang sekolah aku dan mas tejo pergi ke rumah sakit untuk menengok
keadaan ranti.Ranti sekarang sudah mendingan daripada saat di sekolah tadi.
Aku pun bertanya kepada ranti mengapa dia kadang-kadang
pingsan dan mengeluarkan darah dari hidungnya dan aku juga bertanya apakah dia
terkena sebuah penyakit sehingga dia bisa seperti ini.Dia pun terdiam sesaat
dan enggan menjawab pertanyaan dariku.Akhir-akhir ini ranti sering sekali pucat
dan mengeluarkan darah dari hidungnya.Aku kasihan melihatnya karena saat
kapanpun dan dimanapun dia tiba-tiba pingsan.Dan dia sekarang juga jarang ke
rumah ku.Pada minggu pagi dia berniat mau kerumah ku tapi tiba-tiba
keinginannya itu dibatalkan karena ada hal yang sangat penting yang harus ia
lakukan. Aku pun penasaran kepadanya,jadi aku menyuruh Mas Tejo untuk
mengantarkan ku ke tempat ranti.Ternyata tidak ada orang di rumahnya.Sekarang
ranti jarang masuk karena sakit.Hal yang kutakuti selama ini pun terjadi.Tak
ada orang yang membelaku disekolah,tak ada orang yang menemani ku disekolah,tak
ada orang yang membuatku merasa terjaga lagi di sekolah.Aku sering diejeki di
sekolah,aku sedih karena ranti tak ada disisiku untuk menghiburku.Aku
takut,sangat takut jikalau hal ini akan terjadi sampai aku tua.Aku….aku
berharap semoga Allah tidak cepat-cepat untuk memanggilnya.
Hari ini ranti mulai bersekolah seperti biasa.Aku pun
bertekad untuk menjaganya.Tapi ranti masih saja sering pingsan.Akhirnya orang
tuanya menyuruh ranti untuk sekolah dirumah saja karena takut jikalau nanti
ranti kenapa-napa.Aku pun sedih mendengar pernyataan itu.Tapi apa boleh buat
aku bukan kakaknya,aku hanyalah teman dekatnya.Hari demi hari kulewati
disekolah sendiri.Aku sudah berusaha untuk mencari teman lebih banyak lagi,tapi
mereka semua tidak mau berteman denganku.Ranti juga sekarang menjadi pendiam,dia
tidak mau membicarakan apa penyakit yang ia derita itu.Dia juga sering jatuh
pingsan.Dia juga jarang keluar rumah.Aku sedih melihat ranti seperti tertekan
sekarang karena penyakit yang dideritanya itu.Aku hanya bisa berdo’a semoga dia
lekas sembuh dari penyakitnya itu.Aku kangen dengan keceriaannya itu,dengan
candaan dan tawaannya,aku juga kangen saat kami selalu bersama.Geng Andi juga
lebih sering mengejekku mereka bilang aku sudah tak ada lagi pengawal.Aku pun
mengelak kalo ranti itu bukan pengawalku dia adalah sahabatku.Dia pun langsung
mendorongku hingga terjatuh dan setelah itu ia hanya tertawa lepas.Aku pun
selalu meminta kepada Allah semoga penderitaan aku dan ranti cepat-cepat
berakhir.
Liburan sekolah pun tiba aku pun
mengajak ranti untuk bermain,tapi ia hanya terdiam seperti orang yang sedang
melamunkan sesuatu.Ayah ranti pun keluar dan menyuruhku untuk pulang karena
ranti mau ke rumah sakit.Aku bingung kenapa ranti harus setiap minggu ke rumah
sakit.Apakah segitu parahnya penyakit yang ia derita itu.Aku pun segera pulang
ke rumah.Sekarang aku kesepian semenjak ranti sakit.Selama liburan ini aku
hanya diajak ayah bermain-main di tempat permainan anak yang ada di kota
Jakarta.Aku sebenarnya tidak terlalu ingin bersenang-senang sementara sahabatku
merasakan sakit.Liburan sekolah pun telah usai.Aku pun kembali bersekolah.Hari
ini,hari pertama aku mulai bersekolah di semester kedua.Aku berharap semoga
penghinaan kepada ku cepat berakhir sedikit demi sedikit. Sepulang sekolah aku
mendengar kalau ranti baru saja masuk ke rumah sakit.Mendengar hal itu aku pun
langsung terjatuh dan berlutut sambil menangis.Aku pun meminta Mas Tejo untuk
mengantarkan ku ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit aku melihat kalau
ranti sedang dalam keadaan kritis.Aku sedih aku pun bertekad untuk menjaga
ranti di rumah sakit.Akupun berdo’a sambil meneteskan air mata,semoga ranti
cepat sembuh dan bisa melewati masa kritisnya tersebut.Besok tanggal 21
April,itu adalah ulang tahun ranti.Aku pun bertekad untuk membelikannya kue
ulang tahun yang bertanjakkan lilin berjumlah 15.Aku pun menyanyikan lagu
selamat ulang tahun meskipun ranti sedang kritis tapi aku yakin dia pasti tau
bahwa aku ada didekatnya dan merayakan ultahnya itu.Aku sendiri yang meniupkan
lilinnya dan aku membuat pernyataan semoga ranti cepat sembuh.Setelah itu aku
ingin pergi ke taman untuk mencari udara segar.Tapi aku melihat ayah ranti yang
sedang berbicara kepada dokter mengenai ranti.Dan aku pun langsung terkejut
mendengar pernyataan dokter kalau ranti dinyatakan positif mengidap penyakit
leukimia.Penyakit itu adalah penyakit kekurangan darah atau penyakit kanker
darah yang bisa menyebabkan penderitanya meninggal.Sedangkan ranti sudah berada
di tingkat tertingginya yaitu stadiun 4.Aku pun menangis dan segera berlari tak
tau kemana.Aku merasa kesal kepada Allah.Mengapa Allah tega membuat orang yang
aku sayang menderita,mengapa Allah tega mau memanggil ranti,kenapa ya
Allah…kenapa.Aku berteriak sambil berlari aku sangat sedih mendengar hal
itu.Mengapa ranti begitu cepat.Padahal kami sudah merencanakan untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Gajah Mada(UGM).Tapi
aku tak menyangka jikalau ranti bisa terkena penyakit ini.
2 Minggu sudah ranti,tak sadar dari
kritisnya.Dokter pun menganjurkan ranti untuk berobat ke Singapura.Ayah ranti
pun memberikan sebuah surat kepada ku.Surat itu dari ranti yang ditujukan
kepadaku.Isi suratnya adalah:
“Clara maafin aku yaa…aku gak
bisa ngasih tau kamu selama ini tentang penyakitku.Aku gak mau kamu sedih.Aku pengen
tetap melihat kamu bahagia.Kamu jangan sedih yaa,jikalau aku gak bisa jaga kamu
disekolah seperti dulu.Aku terkena sebuah penyakit yang bernama leukimia atau
kanker darah.Jangan nagiss dongg…Clara yang aku kenal itu kan gak cengeng.Clara
yang aku kenal itu orangnya kuat.Aku kangen banget saat kita bersama bermain
bersama,tertawa,dan bergurau bersama.Tapi apa dayaku sekarang aku gak bisa
ngapa-ngapain.Oh iyaa….jangan pikirin aku yaa…aku gak apa-apa kok.Clara kalau
aku sembuh entar kita main bersama lagi yaa…dan nyanyi bareng lagi…J.Okee…..”
BY
:SAHABATMU”RANTI”
Aku pun sedih dan meneteskan air
mata setelah membaca surat tersebut.Tak berapa lama kemudian ranti pun diangkat
oleh perawat meuju ke mobilnya.Aku pun memberhentikan para perawat tersebut.Aku
pun menangis dihadapan ranti.Aku gak bias berkata apapun.Selama ranti dibawa ke
Singapura,aku jadi kesepian.Aku menunggu ranti,terus menunggu sampai ia
kembali.Setelah berbulan bulan aku menunggu,akhirnya aku mendapat kabar tentang
ranti.Tapi ayah gak yakin untuk memberitahukan kabar itu kepada ku.Aku pun
berkeras hati,dan aku siap untuk mendengarkan kabar tersebut.Tapi ternyata aku
gak sanggup menerima kabar tersebut.Kata ayah kabarnya adalah,ranti sudah tidak
bisa diselamatkan.Pada malam tadi pukul 00.00 atau sekitar jam 12 malam ranti
drop dan selalu memanggil namaku,tapi sayang ranti tak dapat ditolong.Aku
merasa sangat terpukul mendengar kabar itu.Aku sangat sedih dan berteriak
keluar rumah sedangkan pada saat itu ada hujan lebat.Aku pun sedih dan menangis.Aku
pun berteriak”Ya allah….kenapa bukan aku saja yang kau panggil,kenapa harus
sahabatku ranti,kenapa bukan aku saja yang terkena penyakit itu,kenapa harus
ranti…kenapa Ya Allah,kenapaaa……..”.Ayah pun tak tega melihatku.Ayah langsung
membangunanku dan membawa ku ke dalam rumah.Kata ayah sore ini ranti dan
ayahnya pulang.Aku gak tau perasaan ku sekarang apakah aku harus senang karena
ranti pulang,atau aku sedih karena ranti telah tiada.Yang jelas aku sangat
sedih.
Sesampainya ayah ranti beserta
ranti pulang,aku dan ayah langsung menuju ke rumah ranti.Sesampainya aku di
rumah ranti,pada saat itu ranti sedang dimandikan.Aku pun tak diperbolehkan
masuk untuk melihat ranti.Setelah ranti selesai dimandikan,ia pun segera
dipasangkan kain kafan.Aku pun menangis di sebelahnya.Aku berjanji gak akan
pernah ngelupainnya seumur hidupku.Aku senang punya teman sebaikmu.Aku gak akan
pernah ngelupain kamu saat kamu membela aku.Ranti semoga kamu dapat tempat yang
sangat indah disisi Allah,seindah hatimu.Itulah yang kubisikan di
telinganya.Ayah ranti pun memanggilku.Aku pun segera ke tempat ayah
ranti.Ayahnya menceritakan pada detik-detik ranti mau dipanggil.Katanya ranti
sempat siuman sekitar 2 jam.Pada saat itu ia bilang kepada ayahnya untuk
menyampaikan kata maaf kepadaku karena ia gak bisa jagain aku lagi dan gak bisa
kembali dengan keadaan sehat.Dia gak akan pernah bisa ketemu aku lagi untuk
selama-lamanya.Ia juga berterima kasih kepadaku karena aku sudah mau jadi
temannya.Katanya ia juga akan tetap menjaga ku meski gak ada disisiku.
Setelah berbincang-bincang tiba
saatnya untuk ranti dimakamkan.Saat-saat yang paling menyedihkan bagi kami
semua.Ranti dimakamkan pada pemakaman yang sama dimana ibu dimakamkan.Setelah
proses tersebut aku mencoba untuk move on dari keterpurukan ku ini.Aku mencoba
untuk bisa ikhlas atas kepergian ranti ini.Aku pun minta kepada ayah untuk
menyekolahkan ku di rumah saja.Tapi ayah menolaknya,ayah ingin aku bisa
bersosialisasi dengan banyak orang.Aku pun berkeras hati untuk memilih sekolah
di rumah saja.Alasanku untuk bersekolah dirumah adalah untuk menjauh dari
hinaan mereka.Aku gak sanggup lagi mendengar perkataan mereka terhadapku.Setiap
kali aku berkeliling kota Jakarta aku selalu ingat ranti karena hampir semua
tempat populer di Jakarta sudah kami kunjungi.Ayah pun berinisiatif untuk
pindah ke kota Malang untuk menghilangkan kenanganku bersama ranti.Kami pun
langsung pindah ke malang.Disana ayah sudah dapet tempat tinggal untuk kami.Aku
pun mendapatkan sekolah yang lumayan bagus.Anak-anaknya juga enggak ngejek
aku,gak seperti di sekolahku yang dulu.Pada saat,aku masuk sekolah ada
pengumuman dimading bahwa diadakannya lomba menulis cerpen atau cerita tingkat
SMA.Aku pun mengikuti lomba tersebut.Aku terinspirasi dari cerita persahabatan
ku bersama ranti.Dan enggak aku nyangka,aku menjadi juara pertama dari lomba
itu.Aku sangat bersyukur kepada Allah,dan aku juga yakin ranti disana juga
seneng banget.
“Beberapa Bulan Kemudian”
Sudah lama aku gak ke makam ranti
dan ibu.Aku pun mengajak ayah untuk pulang ke Jakarta.Ayah pun menyetujui.Hari
ini ayah ingin membelikan tiket pesawat menuju Jakarta.Kami pun berangkat pada
tanggal 25 Oktober itu artinya 3 harilagi.Tiba harinya untuk kami
berangkat.Kami berangkat pada pukul
09.00.Aku dan ayah dapat kursi nomer 05A dan 06A.Tapi tak kami sangka pesawat
yang aku dan ayah tumpangi ini tiba-tiba terjatuh.Ayah pun terluka di bagian
tangan dan kaki sedangkan aku tidak sadarkan diri.Penumpang yang lain ada yang
luka-luka,tewas,dan tak sadarkan diri.Para penumpang pun dibawa ke rumah
sakit.Aku pun mengalami masa koma.Ayah pun sedih melihat keadaanku yang tak
sadarkan diri.Saat dokter keluar dari ruangan ku dokter hanya menyuruh ayah
untuk banyak berdo’a.Setelah aku tak sadarkan diri selama 12 jam,tiba-tiba
detak jantung dan denyut nadiku melemah.Ayah pun segera memanggil dokter.Tapi
apa daya dokter,dan ternyata perjalanan hidupku hanya sampai sini
saja.Sebenarnya aku gak ingin meninggalkan ayah sendiri,tapi ini mungkin sudah
takdir.Pada saat pemandiaan tubuhku.Aku berada disebelah tubuhku.Aku ingin
sekali masuk kembali ke dalam tubuhku tapi gak bisaa…Pada saat pembacaan do’a
untukku aku melihat ayah yang sangat terpukul melihat ku sudah tiada.Maklum
ayah selama ini hanya bersama ku.Hanya aku yang ia punya di muka bumi ini.Ingin
sekali aku memeluk ayah untuk terakhir kalinya,tapi aku sekarang adalah roh.Aku
pun berusaha berbisik di telinga ayah berharap semoga ayah bisa mendengar
bisikanku ini.Au pun berbisik “Terima kasih ayah sudah menjadi ayah yang
terhebat bagiku,yang bisa melindunguku,yang menjagaku dan mengurusku sendirian
hingga sebesar ini.Maaf ayah aku sudah gak bisa nemenin ayah lagi,sekali lagi
terima kasih ayah”.Dan tibalah saatnya aku menghadap Allah.Terima Kasih ya
Allah engkau telah memberikan orang tua seperti ibu dan ayah seperti mereka
untukku.
~The
End~